KADER PARTAI AMANAT NASIONAL UTAMA ANGKATAN KE IV 2004   

Selasa, April 21, 2015

NYAWER TANDA KITA " CARE "

 Kita YAKIN rumah baru PAN berhasil kita bangun dari gerakan #SaweranRumahPAN ini
NYAWER tanda kita CARE
NYAWER lebih dari sekali tanda kita CARING and LOVING.
Amalan paling disukai Tuhan bukan soal jumlah, tapi yang Istiqamah

#SaweranRumah PAN
1.  Bank Mandiri    :
     No.Rek.122-000-692-7688
2. Bank BRI           :
    No.Rek.1580-01-000401-53-8

Mohon mencantumkan NAMA JELAS pengirim


DISCLAIMER:
Hanya REKENING TERSEBUT DIATAS yang RESMI & BISA KAMI PERTANGGUNGJAWABKAN

Boleh disebarluaskan kepada para kader, simpatisan, pemilih, warga PAN, dan mereka yang berempati dengan gerakan ini.

Hasil #SaweranRumah PAN ini 100% diakadkan hanya untuk pembangunan Rumah PAN yang baru, mandiri & permanen



Minggu, April 19, 2015

Kontrak Habis, Kader PAN Saweran untuk Beli Kantor Sendiri

 Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan berada ditengah
-tengah ratusan kader disela-sela Silaturahmi dan Dialog PAN di Surabaya
, Jatim, Senin (19/1). (Antara Foto/Risyal Hidayat)

JakartaCNN Indonesia -- Pengurus baru Partai Amanat Nasional (PAN) memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar yakni mencari "Rumah" PAN yang tetap. Habisnya kontrak Kantor DPP PAN di kawasan Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, membuat partai berlambang matahari terbit ini memutar otak, salah satunya dengan menggulirkan program saweran kepada kader.

"Ada program yang digulirkan kader muda untuk melakukan gerakan saweran agar PAN punya gedung dan kantor sendiri," kata Ketua DPP PAN Taslim Caniago kepada CNN Indonesia, Senin (13/4).
Ketua Pemenangan Pemilu PAN wilayah Sumatera Barat ini menegaskan, kantor tetap dan berhak milik menjadi suatu keniscayaan yang harus dimiliki PAN, lantaran PAN dibentuk sebagai partai yang tidak berpikir sebagai partai sebentar dan bubar.
"Harus punya kantor sendiri. Partai tidak akan berpikir bubar," ujar Taslim.

Terkait isu penarikan kantor DPP PAN oleh putra dari Ketua Umum DPP PAN 2010-2015 Hatta Rajasa akibat kekalahannya oleh Zulkifli Hasan dibantah Taslim. Menurut dia, Kantor DPP PAN harus meninggalkan gedung itu adalah murni kendala teknis setelah kontrak sewa habis dan gedung tersebut akan dipakai pihak lain.
"Faktor kontrak habis. Tidak ada masalah itu, Pak Hatta sama Pak Zul sudah cair. Kami tidak perlu memperpanjang kontrak, ini harus jadi pemicu kader agar punya kantor sendiri," ungkap bekas Komisi III DPR RI ini.
Kejadian berpindahnya kantor DPP PAN juga terjadi di awal kepemimpinan Hatta Rajasa tahun 2010. Saat itu Hatta menggantikan Soetrisno Bachir.
Selama masa kepemimpinan Soetrisno, PAN berkantor di Rumah PAN di Jalan Warung Buncit. Namun seiring dengan suksesi yang terjadi, pemindahan kantor juga dilakukan dari Jalan Warung Buncit ke Jalan Simatupang yang hanya berjarak beberapa kilometer. Kantor lama di Jalan Warung Buncit saat ini dipakai untuk kegiatan ormas Muhammadiyah.
Kejadian berulang, suksesi kepemimpinan Hatta Rajasa oleh Zulkifli Hatta membuat kantor DPP di Jalan TB Simatupang dipastikan berpindah. Untuk sementara, kantor DPP PAN beralih ke kawasan Jalan Gunung Sinabung, Jakarta Selatan. (pit)

Sabtu, April 18, 2015

Pendiri PAN Ini Tersentuh Saat Diajak Urunan Kantor Baru Partai


Liputan6.com, Jakarta - Para kader Partai Amanat Nasional (PAN) disebut akan urunan untuk membeli kantor DPP PAN yang baru. Hal itu menyusul, PAN di bawah kepemimpinan Zulkifli Hasan belum punya kantor DPPsecara definitif

Salah satu pendiri PAN, AM Fatwa buka suara. Menurut anggota DPD itu, gerakan urunan itu sangat menyentuh dirinya. Karena itu merupakan inisiatif langsung dari kader-kader dan simpatisan bawah.‎

"‎Itu sangat menyentuh. Saya yakin mempunyai daya panggil seluruh kader dan simpatisan. Saya sebagai salah seorang pendiri partai itu sangat terharu," kata Fatwa di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (16/4/2015).
‎Fatwa mengatakan, bahwa seluruh kader PAN yang senior dapat memberi contoh yang baik. Dalam artian turut menyumbang agar PAN memiliki kantor baru. 
"Berapapun kemampuan dan keikhlasannya itu tetap punya arti buat PAN," ucap Fatwa.
Pada masa kepemimpinan Soetrisno Bachir pada periode 2005-2010, DPP PAN berkantor di Mampang, Jakarta Selatan. Kemudian saat Hatta Rajasa terpilih menjadi ketua umum periode 2010-2015, Kantor DPP PAN pindah ke Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Rumah PAN Bak Harta Gono - gini

Merdeka.com - Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) ibarat harta gono-gini dalam perkawinan. Sebab, setiap sang ketua umum 'bercerai' alias lengser dari kepengurusan, kantor yang biasa disebut dengan Rumah PAN itu selalu diributkan.
Alasannya tak lain karena kantor PAN adalah selalu milik sang ketua umum, bukan partai. Setidaknya ini terjadi selama 10 tahun terakhir, yakni dalam masa jabatan Ketua Umum Soetrisno Bachir (2005-2010) dan Hatta Rajasa (2010-2015).
Pada masa kepengurusan Soetrisno Bachir, Rumah PAN berada di Jl Buncit Raya,Jakarta Selatan. Semua kegiatan partai matahari biru itu dipusatkan di gedung tersebut. Namun, sekitar dua tahun setelah Soetrisno lengser, gedung itu diwakafkan ke Muhammadiyah.

"Jadi sekarang jadi milik Muhammadiyah, aktanya sudah berubah jadi Muhammadiyah," kata
Soetrisno usai menghadiri diskusi di Kompleks Perumahan Anggota DPR, pada 15 Juli 2012 silam.

Pengusaha asal Pekalongan itu mengatakan, jika DPP PAN di bawah kepemimpinan Hatta Rajasa masih ingin menempati gedung itu, silakan berbicara dengan Muhammadiyah.

"Jadi silakan PAN dengan Muhammadiyah itu berkomunikasi masalah perpanjangan. Tanyanya sama Muhammadiyah karena bukan milik saya lagi, tanahnya sudah saya wakafkan," kata dia.

Setelah Soetrisno lengser dan gedung belum resmi diwakafkan, DPP PAN 2010-2015 sebenarnya masih suka mengadakan acara partai di situ selama dua tahun, atau setidaknya selama Hatta dkk belum pindah ke gedung di Jl Tb Simatupang, Jakarta Selatan, medio 2012.

Di gedung samping Tol JORR dan tak jauh dari kantor DPP PKS itulah Hatta akhirnya menghabiskan separuh masa jabatannya di PAN. Namun, setelah Hatta lengser per 1 Maret lalu, Rumah PAN itu terlalu cepat diambil alih dari tangan Zulkifli Hasan, ketua umum yang baru.

Alasannya, gedung itu ingin segera dijadikan kantor usaha anak Hatta, Reza Rajasa. Ditanya mengenai pengambilalihan gedung itu, Zulkifli enggan berkomentar banyak.
"Aduh itu urusan dapur, terima kasih deh," kata Zulkifli saat menghadiri pelantikan Jenderal Badrodin Haiti menjadi Kapolri di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (17/4).
Melihat gedung yang akan segera ditarik, pengurus DPP PAN di bawah kepemimpinan Zulkifli Hasan berinisiatif melakukan saweran demi mendapatkan kantor baru.

Sekjen PAN Eddy Suparno mengatakan inisiatif itu datang dari internal kader. Ide itu sama sekali bukan instruksi dari pimpinan partai.

"Tidak pernah ada instruksi dari DPP untuk urunan, itu inisiatif (kader). Kami memang berniat untuk membeli kantor baru. tentunya bicara budget, time table, semuanya akan berjalan bersama. Ini gerakan spontanitas dan solidaritas kader," kata Eddy saat menggelar konferensi pers di ruang Fraksi PAN, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (17/4).
Di tempat yang sama, Ketua Fraksi PAN DPR Mulfachri Harahap mengatakan lewat saweran dari pengurus DPP tersebut, kini sudah terkumpul dana kurang lebih Rp 1 miliar.
Selain itu, dia mengklaim pengumpulan dana secara patungan itu sesungguhnya tak disetujui oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan. Namun, karena melihat semangat dari kader yang ingin punya kantor tetap, maka ketua MPR itu tak kuasa menahannya.


"Ketum sesungguhnya keberatan dengan saweran ini, tapi semangat kader tidak bisa dibendung," kata dia.

Pendiri PAN: Urunan Gedung Partai Harus Disyukuri


Liputan6.com, Jakarta - Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) AM Fatwa berharap tidak ada perpecahan dalam tubuh internal partai. Mengingat, saat ini PAN tidak memiliki kantor DPP.
Untuk itu, para kader dan simpatisan PAN berencana melakukan urunan atau patungan uang untuk membeli kantor DPP yang baru. Mengenai urunan, Fatwa berharap tidak sampai memantik api konflik yang dapat menimbulkan perpecahan dalam tubuh partai berlambang matahari itu.
‎‎"Saya kira Insya Allah tidak," ujar Fatwa di Balai Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (16/4/2015).
Namun sejauh ini, Fatwa melihat, tidak ada indikasi-indikasi adanya konflik di internal PAN. Apalagi, sebelum permasalahan kantor DPP ini mencuat, PAN baru saja kelar menggelar kongres pemilihan Ketua Umum DPP yang baru. Di mana Zulkifli Hasan berhasil terpilih mengalahkan pesaingnya, Hatta Rajasa.

‎"Yang saya sangat syukuri bahwa PAN ini tidak pecah (sampai saat ini). Saya bersyukur itu. Jadi (urunan) ini juga harus disyukuri," kata Anggota DPD RI ini.‎

Namun demikian, persoalan Gedung DPP PAN, Fatwa memang selama ini melihat, kalau PAN terlihat tidak‎ mengorganisir partai secara bersama-sama. Terkesan, PAN ini tergantung oleh individu-individu dalam hal ini ketua umumnya.

"Jadi selama ini yang jadi ketum yang punya gedung. Itu artinya‎ nampak partai tidak diorganisir secara bersama. Kesannya seolah-olah partai itu tergantung pada perorangan. Siapa yang jadi ketum punya gedung," ucap Fatwa. (Ali)

Fatwa mengatakan demikian, sebab memang dalam beberapa tahun terakhir, Ketum DPP PAN adalah sekaligus pemilik gedung DPP PAN. ‎Sehingga dalam periode waktu tersebut, PAN harus 2 kali pindah gedung guna keperluan kantor DPP. 

Pada masa kepemimpinan Soetrisno Bachir pada periode 2005-2010, DPP PAN berkantor di Mampang, Jakarta Selatan. Kemudian saat Hatta Rajasa terpilih menjadi ketua umum periode 2010-2015, Kantor DPP PAN pindah ke Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.‎ 

SAWERAN RUMAH PAN

                                           SAWER PERTANDA KADER CARE

17 Tahun PAN tercinta berdiri banyak prestasi sekalipun masih ada cita-cita yang belum tercapai. 17 tahun berdiri PAN belum memilki kantor permanen sendiri.
Yuk.......!!!  #SaweranRumahPAN dari tangan-tangan kita sendiri para kader/simpatisan/Warga PAN siapapun dimanapun.
Sebarkan gerakan ini dan mulai dari kita sendiri yuk !
Kita yakin kekuatan berombongan #saweran bisa rubah masa depan PAN tercinta, Nyawer tanda kita CARE. per semalam #saweran terkumpul Rp.1.108.259.018.
Yuk......................!!
#SaweranRumahPAN ! Kita ciptakan sejarah baru berpartai dengan cara #Saweran/sedekah
berantai..!

Kesanggupan bisa dikirim ke Bank Mandiri No.Rek.1220006927688 a/n Saweran Rumah PAN
Mohon dalam mengirim ditulis NAMA JELAS sebagai PENGIRIM nya.

Kami yang mensupervisi gerakan #SaweranRumahPAN ini & akan Kami laporkan secara terbuka, rapi & apa adanya kepada saudaraku semua.

Terima Kasih.

Team #SawerRumahPAN
================================================
* Berdasarkan UU No.2 Tahun 2011 tentang Partai Politik bahwa :
1. Sumbangan Perorangan maksimal  Rp. 1 milyar
2. Sumbangan Badan Usaha/Perusahaan maksimal Rp. 7,5 milyar